Review
Jurnal
Disaster
Recovery using Oracle Data Guard
Di
dalam dunia bisnis peran IT sangatlah
penting guna menunjang kelangsungan bisnis perusahaan tersebut. Penting bagi
perusahaan untuk mengemplementasikan konsep high
availability (HA) yang berguna untuk melindungi data-data yang merupakan
aset terpenting perusahaan. Tujuan proyek akhir ini adalah membangun sistem
disaster recovery yang mudah digunakan, murah, komprehensif, efektif, efisien,
dan dapat diandalkan serta menjamin ketersediaan data. Dengan menggunakan
Oracle Database hasil dari proyek akhir ini intinya berupa sistem Data Guard
yang berfungsi melindungi data perusahaan tersebut dari kerusakan, bencana,
failure, error, serta perawatan rutin yang menyebabkan database menjadi Down.
Data Guard ini memungkinkan ketersedian datanya selama 24 jam per hari, 7 hari
per minggu. Dalam sistem Data Guard terdapat dua macam Database, yaitu Database
utama (primary Database) dan satu atau lebih Database cadangan (stanby
Database) yang akan digunakan jika primary Database mengalami downtime.
Di
setiap sistem database, kemungkinan
terjadinya failure terhadap sistem
dan perangkat keras selalu ada. Maka dari itu perlu mempersiapkan sistem backup untuk menjamin proses operasional
harian yang penting bisa tetap berjalan, meskipun primary database sedang mengalami failure.
Berdasarkan
survei dari Disaster Recovery Journal (DRJ)
penyebab utama kerusakan data yang mengakibatkan sistem mengalami downtime yang
tidak direncanakan itu berasal dari hardware and system error (49%), disusul
oleh human error (36%), lalu computer viruses (7%), software corruption (4%),
dan terakhir natural disaster (3%). Adapula downtime yang di rencanakan,
seperti perubahan data, perubahan sistem, perawatan rutin, serta pengembangan
sistem.
Business
Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) adalah dua hal yang
sangat penting dalam proses bisnis. Secara umum tujuan dari BCP dan DRP adalah
menjaga bisnis tetap beroperasi meskipun ada gangguan dan menyelamatkan sistem
informasi dari dampak bencana lebih lanjut.
BCP
adalah proses otomatis ataupun manual yang dirancang untuk mengurangi
fungsi-fungsi penting organisasi, sehingga menjamin kontinuitas layanan bagi
operasi yang penting. DRP adalah prosedur yang dijalankan saat BCP berlangsung
berupa langkah-langkah untuk penyelamatan dan pemulihan (recovery) khususnya
terhadap fasilitas IT dan sistem informasi serta database. Proses perencanaan
suatu DRP akan melindungi organisasi dari kegagalan layanan komputer utama,
meminimalisasi risiko organisasi terhadap delay dalam penundaan layanan,
menjamin keandalan sistem yang tersedia melalui pengujian dan simulasi, serta
meminimalisasi pengambilan keputusan olehmanusia selama bencana.
Konsep
Oracle Data Guard dapat menjamin high availability, data protection, dan
disaster recovery bagi data perusahaan. Jika production database mengalami
downtime karena sebab tertentu, maka Data Guard akan mengalihkan tugas dan fungsinyakepada stanby
database, sehingga downtime dapat di minimalisir. Dengan Data Guar,
administrator juga dapat dengan bebas meningkatkan performance dari production
database dengan menyerahkan backup dan operasi reporting kepada stanby
database.
Oracle
database beroperasi pada salah satu dari dua role, yaitu primary dan stanby.
Dengan Data Guard role dapat diubah dengan melakukan operasi switchover atau failover. Switchover adalah operasi penukaran role antara primary database dengan salah satu dari stanby
database. Biasanya dilakukan untuk alasan perawatan rutin atau perawatan lain
yang telah direncanakan. Operasi ini menjamin tidak ada data yang hilang.
Selama switchoveri, primary database
beroperasi pada stanby role dan stanby database beroperasi pada primary role.
Operasi
failover dilakukan hanya pada saat
primary database mengalami downtime yang tidak direncanakan. Misalnya terjadi
Hardware failure atau bencana alam. Operasi ini membuat stanby database
beroperasi pada primary role. Database
administrator dapat melakukan konfigurasi agar Data Guard dapat menjamin
tidak ada data yang hilang.
Data
Guard Broker adalah manajemen framework terdistribusi yang digunakan untuk
mengotomatisasi pembuatan, pengelolaan, dan pengawasan sistem Data Guard. Data
Guard Broker secara logis mengelompokkan primary dan stanby database dalam
sebuah broker configuration sehingga keduanya dapat dikelolabersama sebagai
unit yang terintregrasi. Manajemen broker configuration dapat dilakukan baik
secara local maupun remote dengan Oracle Enterprise Manager Grid Control
graphical user interface (GUI) atau Data Guard command-line interface (DGMGRL).
Oracle
Data Guard menyediakan tiga jenis mode proteksi yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi yang paling cocok dengan kriteria masing-masing mode. Mode
proteksi pertama adalah maximum
protection. Mode ini menjamin tidak ada data yang hilang jika primary
database mengalami downtime. Mode proteksi kedua adalah maximum availability yang
mampu menyediakan perlindungan data level tinggi tanpa menggangu atau
membahayakan availabilitas dari primary database. Mode proteksi ketiga adalah maximum performance yang merupakan mode
default, juga menyediakan perlindungan data level tinggi tanpa mempengaruhi
performance dari primary database.
Perbedaan
metode Recovery Data Guard dengan cara konvensioanal. Proses recovery
konvensional pada dasarnya terdiri dari backup, restoration, serta recovery.
Dibutuhkan langkah yang panjang untuk melakukan ketiga proses tersebut.
Sementara Oracle Data Guard menawarkan metode recovery yang lebih sederhana dan
mudah. Pada proses ini cukup melakukan satu kali konfigurasi yang dilakukan di
awal, yaitu pada saat sistem data Guard dibangun. Proses backup dilakukan
secara otomatis dengan pengiriman redo data. Ketika terjadi failure, tidak
perlu melakukan proses restorasi dan recovery seperti cara konvensional. Data
Guard hanya tinggal melakukan proses switchover
atau failover.
Perencanaan
sistem dalam proyek ini diasumsikan bahwa DBA dari
PENS-ITS memutuskan untuk mengimplementasikan Oracle Data Guard guna melindungi
Oracle database institusi tersebut. Manajemen sistem data Guard dilakukan
dengan menggunakan perintah-perintah SQL baik melalui Enterprise Manager Grid
Control maupun melalui SQL*Plus. Untuk merealisasikan hal tersebut dibuat satu
primary database dan satu stanby database. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
dan pengujian terhadap konfigurasi yang kemudian diberlakukan mode proteksi
maximum availability yang mampu menyediakan proteksi data pada tingkat yang
paling tinggi tanpa membahayakan primary database. Lalu hal terakhir yang perlu
dilakukan adalah menguji sistem dengan cara menambahkan datafile pada primary
database serta memasukkan data baru pada salah satu tabel dalah skema HR.
Apabila pada stanby database terdapat data yang baru saja dimasukkan melalui
primary database, maka sistem Data Guard dapat dikatakan berhasil dibangun.
Semua cara pelaksanaan pembangunan telah dijelaskan di dalam jurnal.
Dalam
proses penelitian yang dilakukan, penyusun mengalami kesulitan pada saat
mengatur konfigurasi, terutama saat mengintegrasikan primary server dengan
stanby server. Namun setelah kedua server tersambung dan dapat berkomunikasi,
konfigurasi menjadi lebih mudah. Setelah seluruh konfigurasi telah dilakukan
dan sistem Data Guard berhasil dibangun, manajemen dan penggunaan sistem
ternyata mudah, sederhana dan cukup user-friendly.
Kesimpulan
setelah dilakukan percobaan dan analisa terhadap kinerja sistem adalah sebagai
berikut :
1. Implementasi
sistem Data Guard terbagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan dan penggunaan.
Proses pembuatan dilakukan dengan hati-hati karena cukup rumit. Kesalahan pada
proses ini dapat berakibat buruk pada kinerja sistem. Namun setelah pembuatan
berhasil, pengguna dan manajemen sistem sangat nudah dan sederhana terutama
dalam hal recovery data.
2. Metode
recovery Data Guard dapat menggantikan metode recovery konvensional yang
menghabiskan banyak waktu. Dengan Data Guard, downtime dapat diminimalisir
hingga kurang dari 10 detik.
3. Penggunaan
Data Guard Broker sangat membantu dalam pengelolaan sistem, karena dapat di
kontrol ssecara terpusat melalui satu interface,
4. Data
Guard merupakan solusi yang murah tetapi tetap efektif dan dapat diandalkan
untuk menjamin ketersediaan data.
Tema 1 : Recovery